© Welem Tannasa | Website design by Monarchy Production
Halo teman-teman! Senang sekali bisa berbagi cerita dan pengalaman seru yang saya alami selama mengikuti event IRONMAN Triathlon di Lanzarote. Beberapa waktu lalu, saya mengadakan acara talkshow di Ombé Kofie Surabaya, tempat yang nyaman dan hangat untuk berbagi pengalaman ini dengan teman-teman yang juga anggota komunitas dan sesama penggiat triathlon.
Saya mengadakan acara ini bertujuan untuk membakar semangat para sesama penggiat triathlon di Surabaya agar bisa tumbuh bersama.
Pengalaman mengikuti event IRONMAN Triathlon Lanzarote ini berawal ketika saya mengalami kecelakaan di IRONMAN Busselton pada akhir tahun kemarin, di mana saya mengalami cedera pada bahu dan tulang belikat.
Pada saat menjalani proses recovery, saya melihat akan diadakan IRONMAN Triathlon Lanzarote, yang merupakan IRONMAN terberat di dunia. Lantas saya cek di internet, apakah ada orang Indonesia yang pernah mengikuti event tersebut dan ternyata belum ada. Inilah yang membuat saya gatal ingin mendaftar, mendadak semangat saya menjadi menggebu-gebu dan ingin segera pulih agar bisa berlatih untuk persiapan IRONMAN Triathlon Lanzarote.
Mengingat ini adalah IRONMAN terberat, saya punya mimpi paling tidak ada orang Indonesia yang pernah mengikuti eventnya.
Persiapan Menuju IRONMAN Triathlon Lanzarote
Selama proses pemulihan, kebetulan saat itu saya memang sedang liburan tepatnya di Tanzania. Saya ijin kepada pelatih saya untuk berlari namun ditolak, kata beliau kondisi saya masih belum memungkinkan untuk melakukan latihan. Hal ini tidak membuat saya mengurungkan niat untuk berlatih, saya coba-coba untuk berlari di Tanzania dan ternyata oke, lalu data hasil berlari saya serahkan kepada pelatih.
Begitu juga saat berada di Melbourne, saya juga melakukan latihan lari dan seperti biasa, data-data hasil latihan saya laporkan kepada pelatih, hingga akhirnya saya kembali di Indonesia dan akhirnya saya mendapatkan ijin untuk berlatih persiapan Triathlon Lanzarote.
Persiapan yang saya lakukan tentu latihan yang rutin dan terukur. Saya melakukan latihan selama 28 jam dalam satu minggu. Tidak lupa juga ada latihan nutrisi agar saya bisa mendapatkan energi yang cukup selama race.
Menjelang Race IRONMAN Triathlon Lanzarote
Kurang dari 3 hari menuju race IRONMAN Triathlon Lanzarote, saya mencoba latihan bersepeda di rute yang akan dipakai. Jujur, medan di Lanzarote sangat tidak bisa diremehkan. Lanzarote adalah pulau yang gersang, isinya kaktus dan pohon palem serta angin yang sangat kencang. Menghadapi medan yang ekstrim ini, saya sempat terjatuh 3 kali karena angin.
Di sini mental saya benar-benar down, saya teringat dengan trauma saya saat menjalani race di IRONMAN Triathlon Busselton yang mana saya bisa kecelakaan karena harus menghadapi angin, dan ketika di Lanzarote lagi-lagi yang harus saya hadapi adalah angin.
Trauma yang saya alami mendorong saya untuk ingin mundur dari event ini. Namun syukurnya saya punya keluarga, teman-teman, dan pelatih yang senantiasa memberikan support dan semangat. Dengan kondisi mental yang masih belum membaik, saya memutuskan untuk terus lanjut menghadapi IRONMAN Triathlon Lanzarote sambil meminta doa kepada orang-orang sekitar saya.
Perasaan Saat Menjalani Race IRONMAN Triathlon Lanzarote
Saat-saat terakhir menjelang race dimulai, saya tidak hentinya berdoa demi kelancaran dan keselamatan saya. Saya merasa lebih kuat mental daripada sebelumnya karena saya yakin, saya bisa mencapai garis finish adalah kehendak dari Tuhan, tugas saya adalah berjuang dan tidak menyerah.
Race dimulai dari renang sejauh 3.800 m. Di sini saya harus menghadapi arus air laut yang cukup kuat. Karena ini adalah tantangan pertama, jadi saya tidak mau menggunakan seluruh tenaga yang saya punya, melainkan hanya 20% dari keseluruhan tenaga. Selama berenang saya hanya berfokus pada berenang saja sesuai dengan planning, tidak memikirkan hal lain terutama tantangan apa yang akan saya hadapi selanjutnya karena bisa membuat saya overthinking dan pergerakan saya jadi terhambat.
Setelah berjuang melawan arus air laut, tiba saatnya saya bersepeda sejauh 180 km, yang merupakan tantangan terbesar dari keseluruhan race. Tidak disangka ternyata saat itu suhu panas sekali. Tidak hanya suhu panas yang harus saya hadapi, tapi juga harus menghadapi banyak tanjangan dan tentu saja angin yang kencang.
Tidak ada plan untuk menghadapi tantangan ini, saya hanya bermodalkan nekat dan doa. Kerasnya medan yang harus dilalui saat race bersepeda membuat banyak peserta gugur akibat kecelakaan atau kondisi kesehatan yang sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan race.
Sebuah keajaiban saya bisa menyelesaikan tantangan bersepeda. Selanjutnya saya menghadapi tantangan terakhir yaitu berlari sejauh 42 km menggunakan sisa-sisa tenaga yang hampir habis.
Medan yang harus saya lalui saat berlari bukanlah tanah datar melainkan jalan yang naik turun, benar-benar sulit. Di pertengahan race berlari tenaga saya sudah habis, saya hanya bisa berjalan saat melewati tanjakan.
Perasaan Saat Mencapai Garis Finish
Sungguh di luar dugaan, saya yang awalnya berpikir untuk mundur setelah melihat medan Lanzarote yang begitu menantang, sekarang bisa mencapai finish IRONMAN Triathlon Lanzarote. Saya yang sempat kecelakaan ketika menghadapi medan IRONMAN Busselton yang flat, sekarang bisa berhasil menaklukkan medan IRONMAN tersulit di Lanzarote.
Saya sangat bahagia ketika panitia pada saat itu memberikan apresiasi atas pencapaian saya, "Sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil menaklukkan Full Ironman Lanzarote."
Saya merasa sangat terhormat dan bangga menjadi bagian dari sejarah ini. Sebagai bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, kita bisa menggapai impian dan meraih prestasi yang luar biasa. Terima kasih kepada semua yang telah memberikan dukungan dan motivasi sepanjang perjalanan ini.Semoga kisah perjalanan dan perjuangan saya ini dapat menjadi sebuah inspirasi dan menguatkan semangat kita semua untuk meraih impian.